Setiap umat Islam yang beribadah haji atau umroh tentu saja mengagumi arsitektur Masjidil Haram. Bagaimana tidak? Kombinasi keagungan dan kesan spiritual yang kuat tercermin dalam tempat suci ini. Anda penasaran dengan bagaimana megahnya Masjidil Haram? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, adalah masjid terbesar di dunia. Masjidil Haram menjadi pusat spiritual umat Islam. Tempat suci ini menjadi tujuan utama bagi umat Islam dalam proses ibadah haji seperti haji furoda resmi dan umrah. Perpaduan nilai keagamaan, sejarah, dan teknologi modern yang luar biasa bisa Anda saksikan dari tempat ini.
Sejarah Perkembangan Masjidil Haram
Masjidil Haram memiliki sejarah panjang. Semua bermula pada zaman Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Mereka membangun Ka’bah sebagai tempat pertama untuk beribadah kepada Allah. Pada masa Nabi Muhammad Saw, Masjidil Haram menjadi tujuan para peziarah yang mengunjungi Ka’bah.
Masjidil Haram pada masa Nabi Muhammad memiliki banyak fungsi. Selain menjadi tujuan ziarah, Masjidil Haram juga kerap digunakan sebagai tempat ibadah, bermusyawarah, pertemuan, kegiatan sosial, madrasah dan sarana dakwah, berlatih dan menyusun strategi perang, hingga sarana berlindung pada masa perang.
Seiring waktu, Masjidil Haram mengalami banyak renovasi dan perluasan oleh berbagai dinasti Islam, termasuk Umayyah, Abbasiyah, dan Ottoman. Pada era modern, pemerintah Arab Saudi telah melakukan ekspansi besar-besaran untuk menampung jumlah jamaah haji dan umroh dari seluruh dunia yang terus meningkat.
Mohamed Kamal Ismail, Sang Arsitek di Balik Proyek Perluasan Masjidil Haram
Proyek perluasan Masjidil Haram terjadi pada masa pemerintahan Raja Fahd dari Kerajaan Arab Saudi. Raja Fahd menunjuk Mohamed Kamal Ismail, arsitek Mesir, sebagai pengawas dalam proyek perluasan Masjidil Haram. Gagasan Ismail pada proyek ini adalah pemasangan bahan marmer sebagai lantai Masjidil Haram. Why?
Ismail menyadari bahwa Arab Saudi memiliki suhu yang cukup tinggi. Maka, dia menginisiasi penggunaan marmer untuk lantai Masjidil Haram. Adapun marmer yang digunakan adalah marmer putih yang diimpor dari Yunani. Warnanya yang mengkilap dan mampu mendinginkan suhu dalam Masjidil Haram.
Sebagai proyek perluasan Masjidil Haram terbesar sepanjang 14 abad, sudah selayaknya Ismail mendapatkan bayaran yang tinggi dari Raja Fahd. Namun Ismail menolak bayaran atas gagasannya dalam proyek perluasan Masjidil Haram ini. Alasan Ismail adalah keimanannya kepada Allah. Masya Allah!
Perluasan Modern
Setelah perluasan oleh Mohamed Kamal Ismail, Masjidil Haram terus berkembang. Ekspansi terbesar dilakukan pada abad ke-20 dan 21. Proyek Raja Abdullah untuk memperluas Masjidil Haram dimulai pada tahun 2011. Proyek ini melibatkan penambahan area shalat, eskalator, sistem pendingin udara, dan jaringan transportasi yang menghubungkan masjid dengan area lainnya di Makkah.
Perluasan Masjidil Haram di era modern meliputi beberapa fitur. Pertama, gerbang utama dari marmer putih dengan rancangan mewah berupa ukiran khas arsitektur Islam. Kemudian ada Menara Jam Abraj Al-Bait yang menjadi landmark kota Mekah. Masjidil Haram juga memiliki sistem pencahayaan, audio, dan CCTV. Keren, ya!
Elemen Utama Arsitektur
Setelah mengalami perluasan, Masjidil Haram kini memiliki luas 356.800 meter persegi. Diyakini bahwa Masjidil Haram bisa memuat sekitar 820.000 jamaah pada low season dan lebih dari satu juta jamaah pada bulan Ramadhan dan musim haji.
1. Ka’bah
Ka’bah adalah pusat dari Masjidil Haram dan menjadi kiblat bagi umat Islam di seluruh dunia. Struktur ini sederhana tetapi sangat sakral, berbentuk kubus dengan tinggi sekitar 15 meter. Seluruh bagian dindingnya dilapisi kain sutra hitam yang disebut Kiswah. Ka’bah memiliki empat minaret yang tinggi menjulang di sudutnya.
Setiap elemen Ka’bah memiliki filosofi yang tinggi. Minaret yang menjulang tinggi itu seakan memanggil para jamaah untuk mengerjakan salat. Datangnya Islam yang kokoh di tanah Arab juga disimbolkan oleh minaret. Sementara itu, Kubah melambangkan kedaulatan dan kesatuan Allah sebagai Sang Maha Pencipta.
2. Mataf (Area Tawaf) dan Menara
Mataf atau area tawaf adalah area melingkar di sekitar Ka’bah digunakan untuk mengelilingi Ka’bah. Lantai mataf dirancang dari jenis lantai marmer khusus yang tetap dingin meskipun terkena sinar matahari langsung. Sementara itu, menara-menaranya menyimbolkan keagungan Islam.
3. Pintu-Pintu Utama
Masjid ini memiliki banyak pintu, di antaranya yang paling terkenal adalah Pintu Raja Abdullah bin Abdul Aziz. Pintu ini menjadi pintu tertinggi dengan lebar 7,7 m dan tinggi 13,3 m. Beratnya sendiri mencapai 14 ton. Pintu Raja Abdullah memiliki tiga lengkungan dalam dan tiga lengkungan luar dengan balkon tinggi di atasnya.
Selain pintu Raja Abdullah bin Abdul Aziz, Masjidil Haram memiliki banyak pintu. Menurut Otoritas Haramain, jumlahnya ada 210 pintu dengan sensor digital yang memberi indikasi saat Masjidil Haram penuh. Pintu-pintu ini dihiasi ornamen Islami dan diproduksi dari bahan-bahan berkualitas tinggi, seperti emas dan kayu berukir.
Masjidil Haram adalah mahakarya arsitektur yang melampaui zaman. Kombinasi antara sejarah, seni, dan teknologi modern menjadikannya simbol keindahan dan kebesaran Islam. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga bukti dedikasi umat Islam dalam merawat dan menjaga warisan spiritual mereka.
Desain interior dan simbol-simbol pada Masjidil Haram memiliki filosofi yang tinggi. Anda bisa menyaksikan representasi teraturnya alam semesta dan besarnya kuasa Allah lewat simbol-simbol geometris dan kaligrafi yang ada. Semoga Allah mampukan Anda mengunjungi Masjidil Haram. Simak ulasan menarik lainnya, ya!
Chat Order Interior